15.1.18 – SMP N 7 Yogyakarta mengawali awal tahun dengan menerima kunjungan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dari Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). MKKS Kalteng bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah datang ke Yogyakarta untuk melakukan study komparasi.
Rombongan yang berjumlah tak kurang dari 20 orang ini, memang sempat mengejutkan SMPN 7 Yogyakarta sebagai pihak tuan rumah. Bagaimana tidak, kabar kedatangan mereka baru diterima hanya 1 jam sebelum mereka hadir. Kehadiran mereka tanpa surat resmi atau pemberitahuan lisan sebelumnya. Informasi kehadiran mereka tersebut hanya melalui jaringan seluler antara Ketua MKKS Provinsi DIY sebagai penghubung dengan Kepala Sekolah SMPN 7 Yogyakarta.
Tak mengapa, komunikasi yang minim tersebut tak menghalangi terjalinnya silaturahmi antara SMP N 7 Yogyakarta dengan MKKS dan Dinas Pendidikan Kalteng. Secara khusus, kedatangan mereka ingin mengenal lebih jauh sekolah di Yogyakarta dan belajar mengenali penyebab ketimpangan yang terjadi antara sekolah di Yogyakarta, khususnya SMPN 7 Yogyakarta, dengan sekolah-sekolah yang berada di Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala SMP Negeri 7 Yogyakarta, Drs. Sugiharjo, M.Pd., dalam sambutannya mengenalkan secara singkat kondisi SMPN 7 Yogyarta. Hal yang menjadi fokus pengenalan di antaranya letak geografis, jumlah rombel, jumlah siswa, sumber dana, jenis siswa, kurikulum, program sekolah berdasarkan visi dan misi. Sedangkan program unggulan yaitu SMP Negeri 7 Yogyakarta sebagai sekolah berbasis seni budaya terintegrasi dijelaskan melalui penayangan profil sekolah.
Tanya jawab untuk saling bertukar informasi, ilmu, dan pengalaman dilaksanakan dalam sesi tanya jawab. Kegiatan yang membuat pihak tamu tertarik di antaranya mengenai teknis pelaksanaan pagelaran seni budaya terintegrasi. Pagelaran ini secara rutin diadakan pada akhir tahun. Para tamu juga tertarik dengan pengadaan alat orkestra yang lengkap, sumber dana, dan karya siswa yang dipajang.
Program kegiatan sekolah lainnya yang tidak kalah menarik adalah pelaksanaan kegiatan pendidikan karakter berupa pembinaan iman dan taqwa. Untuk mengatasi masalah pendanaan berhubung hibah BOS secara aturan tidak diperbolehkan digunakan untuk kegiatan keagamaan, solusi yang dipilih SMP Negeri 7 Yogyakarta adalah pelaksanaan kegiatan keagamaan menggunakan dana pemerintah Kota yaitu BOSDA. (fps)