15.03.16 - Siswa kelas 7 mengunjungi BMKG dan Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto. Kegiatan ini diadakan sebagai pembelajaran di luar kelas untuk mata pelajaran IPS Geografi (gempa bumi) dan Sejarah.
Siswa kelas 7 yang berjumlah 204 dibagi menjadi 2 rombongan, masing-masing rombongan diangkut dengan 3 bus menuju ke BMKG dan Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto. Di saat yang bersamaan, rombongan I menuju BMKG di daerah Gamping, Sleman sebagai objek pembelajaran pertama dan rombongan II menuju Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto di dusun Kemusuk, Argomulyo, Bantul. Hal itu sengaja dilakukan mengingat gedung BMKG hanya mampu menampung kurang lebih 100 orang. Oleh karena itu, kegiatan belajar diatur tempat dan waktunya untuk bertukar objek.
Di gedung BMKG, siswa mendapat penjelasan tentang sebab terjadinya gempa dan cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa saat berada di gedung BMKG. Petugas BMKG, Suroto menjelaskan, "Gempa bumi terjadi karena pergerakan lempeng bumi. Gerakan tersebut dapat terjadi secara vertikal maupun horizontal. Apabila terjadi gempa bumi, tempat yang aman untuk menyelamatkan diri adalah sudut bangunan, di bawah peralatan yang kokoh seperti meja atau lari ke tanah lapang jika memungkinkan.”
Kegiatan siswa berikutnya melihat cara kerja berbagai peralatan BMKG. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok mengamati cara kerja sebuah alat yang diperagakan cara kerjanya oleh seorang petugas BMKG. Terdapat sebuah tabung penampung air hujan yang dapat digunakan untuk mengukur curah hujan, waktu terjadinya hujan, dan lama hujan. Selain itu terdapat sebuah sensor yang dapat mengukur kecepatan angin dan kelembapan udara. Kemudian seorang petugas BMKG memeragakan cara kerja alat untuk pengukur intensitas cahaya matahari, para siswa antusias memperhatikannya.
Di Gedung Memorial Jenderal Besar H.M. Soeharto, para siswa disuguhi film dokumenter yang mengisahkan sejarah dibangunnya memorial dan perjuangan Soeharto yang berdurasi sekitar 45 menit. Seslesai menonton film, siswa dipersilakan untuk memasuki ruang diorama Soeharto. Ruang tersebut menyajikan foto-foto Soeharto dari kecil hingga menjadi Presiden Republik Indonesia. Foto perjuangan Soeharto pada saat memimpin perang, penobatan menjadi presiden, dan wafat beliau terpajang rapi di sana.
Di ujung kanan area terdapat napak tilas tempat lahirnya Soeharto. Tempat itu ditandai dengan sebuah batu besar bertuliskan emas. Di sebelahnya terdapat bangunan kuno khas keraton berdiri megah. Bangunan tersebut berisi buku-buku koleksi Soeharto. (fps)