Di sela-sela gema Asmaul Husna di seantero SMP Negeri 7 Yogyakarta, lagu “Kudaki-daki” mengumandang ceria di ruang pertemuan SMP Negeri 7 Yogyakarta. Tak lain suara pujian kepada Tuhan yang dilantunkan oleh siswa-siswi kristiani SMP Negeri 7 Yogyakarta kelas VII, VIII, dan IX. Mereka berkumpul untuk melakukan refleksi diri dengan merenungkan sebagian dari firman Tuhan dalam acara Pendalaman Iman.
Acara ini digelar dalam rangka ikut merayakan hadirnya tahun baru Jawa 1 Suro 1953 dan tahun baru Islam 1 Muharam 1441 Hijriyah. Acara yang merupakan kegiatan tahunan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dalam keberagaman keyakinan dan budaya serta menguatkan iman percaya kepada Tuhan..
Tim musik yang terdiri atas Melinda (9A-kajon), Hansel (7A-gitar), Gustaf (7B-gitar), dan Yoel (8A-keyboard) mengiringi lagu-lagu pujian “Hari ini kurasa bahagia”, “Janji-Mu seperti Fajar”, dan lagu “Persembahan”. Dipandu oleh Christina Y Tabuni (9A) dan Renada Ayu Prasadani (9A), seluruh yang hadir bernyanyi dengan penuh perasaan sehingga suasana dalam ruangan begitu menyejukkan hati dan membawa sukacita.
Dengan didampingi guru pendidikan Agama Kristen, Katolik, dan guru-guru mapel lain yang kristiani, para siswa mendengarkan renungan yang disampaikan oleh Pdt. Daud Kana. Nats firman Tuhan diambil dari Yohanes 6 : 1–15 : “Yesus memberi makan lima ribu orang”. Nats ini mengingatkan tentang mujizat yang dibuat Yesus yaitu memberi makan lima ribu orang hanya dengan 5 roti dan dua ikan, bahkan masih tersisa 12 bakul. Ajaran Yesus ini tidak mutlak tentang kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani. Yesus mengajarkan tentang kepasrahan dan kepercayaan. Banyak hal dapat terjadi di luar logika manusia, tetapi benar-benar terjadi oleh karena berserah dan percaya penuh kepada Tuhan. Tokoh Andreas menganggap bahwa lima roti dan dua ikan yang dibawa seorang anak tidak ada artinya untuk lima ribu orang, tetapi bagi Tuhan sesuatu yang sedikit itu ternyata oleh kuasa-Nya dapat diubah menjadi sangat banyak. Kata kuncinya adalah berserah dan percaya penuh kepada Tuhan.
Diceritakan juga bahwa yang membawa lima roti dan dua ikan adalah masih anak-anak. Ketika diminta untuk dibagikan, anak-anak tersebut tidak menolak. Di sini firman Tuhan mengajar anak-anak pada masa kini untuk ikhlas berbagi dengan sesama. Sifat egois dan ingin selalu mencukupkan diri-sendiri bahkan ingin selalu berlebih perlu dikikis. Kebersamaan dalam kasih perlu terus dikembangkan di tengah kehidupan.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk hal-hal yang berkaitan dengan makanan (jasmani) , tetapi berlaku juga untuk hal-hal yang lain (rohani). Jikalau kita mempunyai sedikit kemampuan (talenta) dan kita ingin berbagi dengan orang banyak biasanya kita merasa tidak mampu. Tuhan meminta kita untuk menyerahkan sedikit kemampuan yang kita miliki itu kepada Tuhan selanjutnya Tuhan sendiri yang akan berkarya dalam diri kita untuk memampukan kita melakukan hal-hal yang luar biasa.
Dari renungan tersebut, pesan yang dapat kita tarik adalah jangan merasa tidak bisa atau tidak mampu dengan sedikit kemampuan yang kita miliki. Jika kita mau berserah dan percaya penuh kepada Tuhan niscaya Tuhan berkenan menjadikan kita mampu melakukan hal-hal yang tak dapat kita bayangkan. Lakukan segala sesuatu dengan ikhlas, dan selalu bersyukur dengan apa yang kita terima dari Tuhan.
Akhirnya, dari kegiatan ini dapat terlihat bahwa SMP Negeri 7 Yogyakarta sungguh-sungguh menjunjung tinggi nilai toleransi. Nilai toleransi ini ditanamkan dan terus dipupuk dalam diri seluruh warga SMP Negeri 7 dengan berbagai kegiatan sehingga karakter toleransi tumbuh dengan baik. Kesadaran akan keberagaman menjadi terbangun, rasa saling menghormati dan menghargai terus berkembang. Sekalipun ini skupnya kecil, tapi dari yang kecil diharapkan akan berkembang menjadi besar. Akar nilai toleransi makin mendalam sehingga kokoh dan kuat menghadapi aksi dan goncangan nilai-nilai lain yang tidak sejalan.