Judul Buku : Kata-kata Terakhir Romo Mangun
Pengarang : Mohamad Sobary
Penerbit : Buku Kompas
Tebal Buku : XXVI, 190 hlm, 13 cm × 19 cm
ISBN : 978-979-709-795-0
Mohamad Sobary adalah pengantar novel "Kata-kata Terakhir Romo Mangun". Seorang budayawan dan kolimnis yang sering menulis di beberapa surat kabar Indonesia. Ia lahir pada 7 Agustus 1952 di Bantul, Yogyakarta. Mohamad Sobary juga akrab disapa Kang Sobary. Ia dikenal melalui tulisan-tulisannya yang sering mengkritik berbagai aspek kehidupan bangsa.
Di novel ini terdapat kumpulan pemikiran, pesan terakhir dan refleksi dari perjalanan hidup Romo Mangun. Novel ini menggambarkan keprihatinan Romo Mangun terhadap pendidikan dan moral masyarakat pada zamannya. Disini terdapat beberapa gagasan Romo Mangun yang berbagi pesan tentang pentingnya memiliki hati yang bersih. Romo Mangun juga menekankan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, dan kita harus memiliki iman yang kuat untuk menghadapi kesulitan hidup. Ia juga berbagi kata-kata inspiratif tentang pentingnya memiliki semangat hidup dan tidak pernah menyerah.
Disini, diceritakan perjalanan Romo Mangun yang sempat menjadi pembela pribumi yang lemah. Romo mangun mulai mengarah ke dunia politik karena menyuarakan warga yang rumahnya akan direndam air waduk. Romo Mangun terkenal dengan keberaniannya, hingga di salah satu wawancaranya ia menyatakan tekadnya sudah bulat untuk membela yang lemah tanpa takut ada "peluru nyasar". Novel ini juga menyebutkan tentang beberapa kenalan Romo Mangun di bidang tertentu seperti Politik dan lainnya.
Ada hal yang membuat novel ini layak untuk dibaca. Mulai dari judul yang menarik bagi pecinta dunia politik dan religi, dan pembahasannya yang menggunakan kata kata yang mudah dipahami. Jika diulik lebih dalam, kita juga bisa mendapat banyak amanat, pesan, dan contoh yang baik untuk masa depan bangsa. Terlebih tokoh yang diangkat adalah orang yang berpengaruh. Itulah yang membuat novel ini bisa mengandung banyak peminat
Adapun hal yang menjadi kekurangan novel ini. Kata rata yang belum dijelaskan maksudnya, beberapa topik yang tidak sesuai dengan judul, dan hal hal yang masih dirahasiakan membuat pembaca bertanya-tanya dan merasa tergantung.
Dari novel ini dapat disimpulkan bahwa generasi muda harus lebih bersikap toleransi, nasionalis, tidak mudah terpengaruh, menjunjung keadilan, dan tidak melupakan tuhan dalam segala urusan