Gollll....!! sorak dari seluruh suporter di dalam Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Dum ... dum ... dum ... dum ... dum ... PSIM suara nyanyian para suporter PSIM. Semua bergembira ria tak ada yang bersedih di dalam stadion. Nyanyian-nyanyian untuk membakar semangat para pemain yang sedang berjuang untuk timnya dinyanyikan dengan lantang dan membuat semua sudut stadion bergema. Seluruh sudut tribun dipenuhi oleh lautan manusia dari suporter PSIM, tak ada sedikit pun rongga atau celah di tribun.
Terlintas mak sliwer di pandangan mataku. Pandanganku langsung tertuju oleh seseorang. Seorang yang mampu membuatku berpaling dari pandangan di dalam stadion. Yang tadinya melihat keindahan permaianan sepak bola sekarang malah menjadi tertuju oleh seorang gadis yang sangat menawan. Dengan wajah yang ceria dengan senyumnya yang manis, bahkan seekor burung pun dapat terkena diabetes jika melihat senyum darinya. Dengan gigi gingsul yang dimilikinya semakin membuat senyumnya menjadi indah.
Kucoba berjalan menuju ke arah ia berada. Kuhiraukan semua pandanganku dan hanya tertuju kepada gadis itu. Seringkali aku mendesak dan menabrak orang-orang yang ada di sekelilingku, itu karena dia seorang. Aku berjalan dan mendekatinya persis di samping gadis itu berdiri. Akupun berdiri dan bernyanyi nyanyian untuk mendukung tim kebangganku dengan sesekali mencuri pandangan agar dapat melihat wajah cantik itu.
Selang beberapa menit tak terasa babak pertamapun telah usai, semua penonton pun duduk. Tak sengaja aku dan gadis itu duduk bersamaan dan tanganku dan tangan dia saling tumpang tindih. Sontak aku dan gadis itu kaget dan reflek aku langsung menengok ke arah tanganku. Kutegakkan kepalaku dan menatap wajahnya, ternyata iapun memandang wajahku dan di situlah kami saling memandang.
Kira-kira 5 detik kami saling memandang dan tanganku langsung saja kutarik. Sempat mengagumi raut wajah kagetnya yang sangat imut, lucu, dan cantik menjadi satu dan terasa ingin melakukannya lagi. Aku pun terdiam beberapa saat dengan salting (salah tingkah). Kuberanikan diri untuk memulai percakapan dengan dia dengan jantung berdebaran serasa hampir putus.
“E e haii sebelumnya maaf soal tadi ehehe,” ucapku dengan sedikit tertawa kecil.
“Oh haaii iya santai aja ehehe,” ucapnya dengan raut muka yang agak malu kemerahan.
“Ehehehe,” ucapku
Akupun terdiam beberapa menit dengan rasa malu, kupikir ia pun juga merasakan apa yang kurasakan yaitu malu. Aku sedikit melirik ke arah dia dengan mencuri-mencuri pandang. Kurasa ia juga meliriku dengan tanpa aku sadari. Kubuka lagi percakapan dengan dia dengan berkenalan.
“Eh oiya kenalan yuk, kenalin ya namaku Rafi ehehe,” ucapku mencerai suasana sunyi antara aku dan dia dengan mengulurkan tanganku ke arahnya.
“Eh iya ya kenalin juga namaku Sifa panggil aja Ifa ya ehehe,” ucapnya dengan senyuman dengan menggapai tanganku.
Ku berpikir di dalam hati dengan kurasakan sentuhan tangannya yang sangat halus dan mulus layaknya tangan seorang bayi yang baru lahir.
“Eh oiya kam..,” ucapanku terpotong karena dia berdiri menghampiri pedagang asongan yang berjualan makanan dan minuman.
Ifa pun kembali menghampiriku dan duduk kembali di sampingku.
“Nih mau nggak Fi? Gratis nih tadi nggak ada kembalian jadi aku beliin ini nih buat kamu ehehe,” katanya sambil mengulungkan tangannya dengan memberikanku sebuah es teh dan kacang rebus.
“Eh makasih loh Fa baik banget kamu baru kenal barusan dah dijajain aja aku ehehe jadi nggak enak nih,” ucapku.
“Nggak mau ya? Yaudah sini buat aku aja,” sambil menyaut minuman dan makananku.
“Ehhhhh mau aku tu ehehe,” kataku.
“Iya iya bercanda Fiiii...,”ucapnya dengan tertawa
“Oiya Fi tadi mau bilang apa kamu?” tanyanya.
“Emmm apa yaa.. oiya boleh minta nomer WA-mu, nggak siapa tau bisa kenal lebih deket ehehehe,” kataku dengan modus agar mendapatkan nomer HP-nya.
“Oh boleh sini HP-mu aku catatin sini,” pintanya.
Di dalam hatiku sangat senang sekali dan berpikir bahwa hari ini adalah hari yang sangat beruntung bagiku dapat bertemu gadis bernama Ifa.
Kami pun mengobrol dengan tawa gembira dan bernyanyi-nyanyi lagu untuk mendukung tim kebanggaan kami berdua. Tak terasa babak kedua telah usai kami pun berpisah dan berjanji jika ada pertandingan lagi kami akan melihatnya berdua dan mungkin dengan status dan keadaan yang berbeda.
Setelah di rumah kami pun saling kabar kabaran melalui WA hingga larut malam. Entah apa saja yang kami bicarakan hingga lupa waktu dan lupa makan.
Akupun sangat bersyukur sekali dapat bertemu gadis yang bernama Ifa. Kami pun sering bermain bersama di akhir pekan dan menonton bola di stadion bersama karna hobi kamilah yang dapat mempertemukan aku dengan dia. Dan hobi kami sangatlah menyenangkan untuk dilakukan. Walau banyak orang yang menilai bahwa bola negeri kita banyak rusuh bagi kami itu adalah mitos.
Di pertandingan-pertandingan PSIM selanjutnya kami pun selalu menonton bersama dan tak pernah terlewatkan satu pun. Dan di pertandingan itu kami slalu bercerita tenatng saat pertama kami berjumpa dengan tertawa ria gembira.
===oOo===
Farhan A`isya Anwar 9C/14/2019