
Hari sudah sore dan aku tak membawa kabar bahagia. Aku pulang ke rumah dengan kabar bahwa aku belum dapat pekerjaan. Hai, aku Adinda Veronika si pengangguran. Sebenarnya aku belum lulus kuliah, tetapi aku sangat ingin mencari pekerjaan karena orangtuaku. Aku punya dua kakak yang sudah mendapat pekerjaan saat mereka belum lulus kuliah dan pekerjaan mereka sangat membanggakan. Kakakku yang pertama bekerja di perusahaan sabun saat masih kuliah, sekarang dia sudah menjadi manajer di sana. Kakakku yang kedua bekerja di perusahaan lem saat masih kuliah, namun sekarang dia menjadi PNS. Maka dari itu, orang tuaku sangat sangat sangat menyayangi kedua kakakku. Mereka tetap menyayangiku, tapi tidak sesayang pada kedua kakakku pastinya. Sedari kecil kakakku memang lebih pandai dariku, dan aku juga tidak memiliki bakat tertentu, jadi tidak ada yang bisa dibanggakan dariku.
Sekarang aku harus berusaha mencari pekerjaan dan menyiapkan nilai kelulusanku. Aku tahu nilaiku tidak sempurna, jadi aku tak terlalu berharap tentang pekerjaan. Setiap hari setelah pulang kuliah aku selalu berusaha mencari pekerjaan. Hari-hari ku lewati dengan rasa sedih dan kecewa karena tak kunjung mendapat pekerjaan. Sudah sebulan aku mencari pekerjaan, namun aku selalu tertolak. Hari ini aku kembali pulang ke rumah dengan rasa sedih dan kecewa, seperti biasa aku akan bilang ini pada mama dan papaku.
“Ma, Pa, aku belum mendapat pekerjaan,” itu kalimat yang selalu aku ucapkan saat sampai rumah. Sesampainya di rumah.
“Ma, Pa aku belum mendapat pekerjaan,” kataku.
“Apa? Ini sudah sebulan dan kamu tak kunjung dapat pekerjaan?!” teriak Papaku.
“Lihat! lihat! kakak-kakakmu sudah menjadi orang yang sukses! Kamu mau jadi apa besok?” teriak Papaku lagi,
“Dulu kakakmu hanya butuh tiga hari untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan bagus, sedangkan kamu sudah sebulan mencari pekerjaan.. pekerjaan di perusahaan rendah pun tidak dapat!” sambung Mamaku.
Aku terkejut dan lari ke kamar, aku menangis sejadi-jadinya karena mama papaku sebelumnya tidak seperti itu, mereka biasanya selalu menjawab, “Tidak apa-apa, besok usaha lagi, ya!” jawaban papaku biasanya.
Setelah menangis semalaman, pagi pun tiba. Aku turun untuk makan sarapan dan berangkat kuliah. Pagi ini wajah orangtuaku terlihat sangat sinis padaku. Aku kembali menjalani hari seperti biasa. Hasilnya pun seperti biasa, tidak dapat pekerjaan. Tidak terasa sudah dua bulan aku melewati hari seperti biasa, dan hari ini. Hari ini ada sebuah keajaiban, aku mendapat pekerjaan.
Ya! Hari ini aku dapat pekerjaan. Aku dapat pekerjaan di cafe kecil yang menjual berbagai macam minuman juga berbagai macam kue. Walaupun aku hanya menjadi pelayan biasa aku sangat senang, karena setelah sekian lama aku bisa dapat pekerjaan. Disana aku bisa melihat cara membuat kue yang dibuat oleh koki terkenal. Akhirnya hari ini aku pulang dengan kabar bahagia, tapi aku tidak yakin dengan kebahagian orangtuaku. Aku sampai di rumah.
“Ma, Pa, akhirnya aku dapat pekerjaan!” teriakku.
“Akhirnya, pekerjaan apa?” tanya Mama, Papa, dan kedua Kakakku.
“Hehehe, hanya pekerjaan kecil sih jadi pelayan di cafe,” jawabku.
“Hah? Pelayan cafe?” jawab kedua kakakku terkejut.
“Apa? hanya pelayan cafe dan kamu sangat senang?” kata Mamaku.
“Bagaimana kamu bisa dapat pekerjaan seperti itu? sedangkan kakakmu punya pekerjaan yang sangat bagus!” lanjut Papaku.
“Itu pekerjaan yang cukup memalukan! kamu tau aku selalu bekerja keras untuk pekerjaanku yang sekarang, aku punya gaji yang besar!” kata Kakak pertamaku.
“Kamu sudah gila? aku seorang PNS bagaimana bisa kamu pelayan!” kata Kakak keduaku.
“Sudah-sudah semua kita serahkan padanya saja, sudah bagus dia dapat pekerjaan,” lerai orangtuaku.
Hari ini aku kembali menangis, bahkan setelah dapat pekerjaan. Tapi hari ini aku tidak akan menangis semalaman. Besok aku harus bekerja, aku harus menyiapkan mood-ku. Pagi hari jam 07.00 sampai 15.00 aku kuliah, jam 16.00 aku bekerja sampai jam 21.00, jam 22.00 sampai jam 23.00 aku belajar untuk kelulusanku, itulah runtinitas baruku.
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja, aku bersiap-siap memakai seragam. Kemarin koki di tempatku bekerja bilang akan mengajariku membuat kue di hari pertamaku. Aku sangat bersemangat karena aku belum pernah membuat kue. Hari ini aku benar-benar memperhatikannya mengajariku cara membuat kue. Saat sudah di rumah aku mempraktikkan cara membuat kue yang tadi diajarkan, tetapi rasa kue yang kubuat sendiri tidak enak. Tapi aku tidak menyerah dan terus mencoba. Hari ini aku mencoba membuat kue lagi, dan menurutku rasanya cukup enak. Lalu aku meminta orangtuaku dan kakakku untuk mencoba, mereka bilang kueku enak, tentu aku sangat senang. Aku seperti mendapatkan bakatku yang sesungguhnya.
Hari ini adalah hari kelulusanku. Keluargaku akan menghadiri acara wisudaku. Keajaiban besar dimulai lagi, aku cumlaude dan mendapat nilai tertinggi di angkatanku. Akhirnya aku bisa membanggakan orangtuaku, tentu orangtuaku bangga padaku. Setelah kelulusanku, aku bilang pada orang tuaku bahwa aku ingin membuka usaha kue, dan mereka mengizinkanku.
Sekarang hari-hariku diisi dengan bekerja di cafe dan belajar membuat kue. Aku sedang berusaha menabung dari hasil kerjaku untuk membuat usaha kue dan berusaha membuat kue juga roti yang enak. Tentu ini membutuhkan waktu lama karena gaji pekerjaanku juga tidak tinggi, dan orang tuaku sudah mulai menentangku tetapi aku akan tetap berusaha dan membuktikannya. Dua tahun berlalu aku sudah berhasil mengumpulkan uang sebesar 674 juta rupiah. Dari sini aku mulai mencari kios kecil untuk membuka toko. Aku juga mulai mencari bahan-bahan untuk membuat roti juga kue yang akan dijual di tokoku.
Semuanya sudah siap, tokoku akan dibuka hari ini. Nama tokoku adalah “Avero Bakery” aku mendapatkan nama itu dari namaku, yaitu Adinda Veronika. Di hari pertamaku, aku belum mendapatkan keuntungan, tapi aku tidak akan menyerah. Aku membagikan brosur ke rumah-rumah. Satu bulan pertama tokoku, aku hampir tidak dapat keuntungan. Di situ aku sudah ingin menyerah, dan orangtuaku juga mulai meremehkanku. Tapi aku akan mencoba lagi, dan akan membuktikannya pada orang tuaku.
Di bulan kedua tokoku buka, aku sudah dapat keuntungan yang lumayan besar. Aku mulai membuat menu-menu baru di tokoku, aku mulai mencari beberapa karyawan. Hingga akhirnya tokoku bisa buka selama enam bulan dengan keuntungan yang sangat besar, juga bisa menutup seluruh biaya dan utang-utangku. waktu terus berjalan dan kini tokoku sudah buka tiga tahun dengan 3 cabang di dua kota berbeda. Aku sangat bahagia, ternyata aku juga bisa membanggakan orangtuaku. Kakakku dan juga orangtuaku sangat bahagia, walaupun dulu aku di caci maki karena bekerja di cafe sekarang mereka senang aku berhasil dan menjadi sangat sukses.
Hari cepat berlalu, sudah 12 tahun berlalu, sekarang “Avero Bakery” sudah tersebar di seluruh dunia. “Avero Bakery” sudah memiliki 634 cabang yang ada di seluruh dunia. Aku tidak menyangka akan sesukses ini, aku juga sudah berkeluarga begitu juga kakak-kakakku. Orangtuaku ikut tinggal denganku, karena aku bisa menghidupi mereka dengan baik. Orangtuaku sudah semakin tua, dan aku sangat bersyukur bisa menghidupi mereka dengan sangat baik dan sangat nyaman tanpa kekurangan apapun.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semuanya tetap semangat mengejar impian kalian, jangan pantang menyerah, jangan lupa berdoa, dan berusaha. Jangan dengarkan cacian dan makian orang lain. Kesuksesan seseorang ada jalannya masing-masing. SEMANGAT!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TAMAT
Karya:
Ervizaneta Lalita
(Sumber gambar: MalangTimes.com)