Namanya Ayano, dia adalah salah satu murid SMA Indah Jaya. Ayano adalah murid yang baik hati, ia selalu menolong sesama dan tidak suka berbohong, walaupun Ayano adalah orang yang kekurangan. Ayano pernah berpikir untuk pergi ke luar negeri bersama orangtuanya, ia sangat ingin pergi ke luar negeri.
Pada suatu hari, Ayano sedang menjalankan PTS atau Penilaian Tengah Semester. Ayano giat belajar, karena ia kelas 3 dan nantinya akan lulus dan kuliah. Dia belajar, terus belajar, Ayano berusaha memahami materi yang ia pahami maupun tidak pahami. Ayano mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh dan jujur.
Tak lama lagi, pengumuman hasil PTS pun datang, Ayano pun menuju ke sekolah untuk mengambil hasil ujian. Setelah sampai di sekolah, ia langsung menuju kelasnya, seperti teman-teman lainnya. Saat sampai di kelas, Ayano pun duduk dan dibagi selembar kertas yang dibagi oleh wali kelasnya, ketas itu bertulis tentang hasil ujian Ayano.
Ternyata, saat melihat hasil ujian Ayano, ia ternyata tidak masuk 10 besar, mungkin bagi Ayano hasil tersebut kurang memuaskan, akan tetapi ia tetap sabar dan pantang menyerah, karena ini PTS, ia masih ada kesempatan di Ujian Akhir Semester, jadi Ayano akan lebih giat dari sebelumnya, agar lolos di UAS.
Saat-saat menjelang UAS, Ayano menghabiskan waktunya dengan belajar, tentu ia tetap di isi dengan ibadah, doa, dan mengaji. Ayano hampir tidak bermain game lagi saat menuju UAS ini. Ia tidak ingin tertinggal dan tidak ingin membuat orang tuanya sedih, ia juga bermimpi ingin pergi ke luar negeri.
Pada suatu hari, Ayano yang sudah siap dengan UAS ini, siap dengan ujiannya, karena ia sudah belajar dengan giat. Seperti biasa ia bersungguh-sungguh, Ayano yakin pasti bisa, banyak teman Ayano yang kesulitan mengerjakan soal-soalnya, tetapi bagi Ayano, itu sangat mudah, karena Ayano sudah belajar setiap hari.
Pada saat wisuda, Ayano pergi ke tempat wisuda tersebut bersama kedua orangtuanya, sangat ramai orang di wisuda tersebut, guru-guru, wali-wali murid, dan murid-murid SMA Indah Jaya. Wisuda tersebut bersamaan dengan pengumuman hasil UAS, saat itu dipanggillah murid yang juara kelas 10 besar.
Ternyata, Ayano lah peringkat peringkat pertama dari murid sekolah seangkatannya, dan peringkat 8 se-kotanya. Ayano dan kedua orang tuanya langsung menangis bahagia, tidakheran Ayano bisa peringkat pertama, karena ia sudah belajar mati- matian, seisi gedung wisuda pun langsung bertepuk tangan.
Ayano tidak peringkat satu saja, ia juga mendapatkan beasiswa full untuk kuliah ke luar negeri, Ayano langsung terkejut karena itu adalah sebuah keajaiban. Beasiswa kuliah ke luar negeri, mungkin itu agak berat bagi Ayano, karena akan meninggalkan orang tuanya pergi ke negeri lain. Tetapi orang tua Ayano tetap ikhlas dan mendukungnya, karena itulah jalan menuju kesuksesan Ayano.
Keinginan Ayano pun terkabul, bisa pergi ke luar negeri, akan tetapi ia sedikit sedih masih belum bisa membawa kedua orangtuanya ke luar negeri. Saat liburan semester, ia mempelajari bahasa negara tersebut, karena Ayano masih kurang bisa untuk menggunakan bahasa tersebut. Ayano juga mempelajari sedikit-sedikit budaya atau kebiasaan-kebiasaan negara tersebut.
Tak lama setelah libur semester, ia pergi ke bandara dengan orangtuanya untuk menuju ke luar negeri, Ayano pamit kepada mereka, dan terbanglah pesawat. Ayano sangat senang, Ayano juga mempunyai banyak teman yang baik di sana. Ayano pun semangat untuk kuliah dan mengejar cita-citanya dan membawa orang tuanya ke luar negeri.
Setelah 5 tahun lamanya, dan Ayano sudah selesai/tamat kuliah. Ia pun menjadi sosok orang yang sukses, Ia pun pulang ke negara asalnya, dan memberitahu kepada orangtuanya, bahwasanya ia akan mengajak mereka keluar negeri. Orangtua Ayano pun bangga mendengar kata itu, anaknya sudah menjadi seorang yang sukses dan membahagiakan orang tuanya.
Karya: Ardian Hasani Rahman