Suatu hari di tengah hutan di sebuah pohon hiduplah tiga burung kecil. Burung itu bernama Lina, Luna, dan Lino. Mereka adalah burung kecil yang ceria dan suka bermain-main. Luna adalah burung yang pintar dan suka bertanya. Lino adalah burung yang ramah dan menyenangkan. Lina adalah burung yang suka bermimpi. Pada suatu siang yang terik, matahari membuat mereka sangat kepanasan.
"Wah... hari ini sangat panas," ujar Lino. Lalu mereka memutuskan untuk pergi ke sungai. Setelah sampai di sungai mereka minum bersama-sama. Sewaktu mereka minum, mreka melihat sekawanan ikan.
"Seandainya kita bisa berenang seperti ikan," kata Lina.
"Memang kenapa, Lin?"ujar Luna.
"Ya.. agar kita tidak kepanasan seperti sekarang,” jawab Lina.
Tiba-tiba datang seorang pemancing. Pemancing tersebut memancing ikan yang ada di sungai. Tiga burung kecil tersebut terkejut melihat kehadiran pemancing. Mereka pun memutuskan untuk terbang menjauh.
"Ahh... aku tidak jadi ingin berenang seperti ikan!" kata Lina.
"Ya... benar jika kita bisa berenang seperti ikan, pasti kita tidak bisa menghindari si pemancing tadi," ,jawab Lino.
"Wahh... benar kita pasti sekarang sudah mati!" ujar Luna.
Hari pun berganti. Pagi itu saat ketiga burung kecil sedang mencari makan, mereka melihat seekor singa yang sedang berjalan. Mereka juga melihat betapa takutnya hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Mereka bersembunyi dari kehadiran sang raja rimba tersebut. Lalu Lina berkata,
"Betapa besar dan gagahnya badan si raja rimba. Aku ingin seperti raja rimba yang dapat menguasai seisi hutan dan memiliki badan yang gagah!" ujar Lina.
Tak lama kemudian pemburu datang dan menangkap sang raja rimba. Lagi-lagi Lina tak jadi bermimpi. Ia takut jika menjadi singa akan ditangkap oleh pemburu. Ketiga burung tersebut terbang. Dalam perjalanan mereka melihat seekor gajah.
"Apa yang terjadi denganmu, Pak Gajah?" tanya Lino.
"Sepertinya telingaku kemasukan semut," jawab Pak Gajah. Lalu semut berkata,
"Ya... aku menggigit telinga Pak Gajah karena dia telah menginjak rumahku dan telur- telurku hingga pecah!"
“Maafkan aku, Semut. Aku tidak melihat rumahmu yang kecil," ujar Pak Gajah.
Luna pun berkata, "karna masalah kalian sudah terpecahkan maka kami pergi dulu ya, Pak Gajah dan semut!” Mereka pun memutuskan untuk pergi melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, Lina berkata,
"Aku ingin menjadi seperti semut walaupun kecil tapi bisa membuat gajah yang besar kesakitan."
Luna pun menjawab, "Wah... hebat banget ya Semut kecil-kecil cabe rawit.”
Selang beberapa waktu, hujan pun turun. Ketiga burung kecil tersebut memutuskan untuk berteduh. Saat berteduh ketiga burung tersebut melihat sekawanan semut yang sedang kesusahan akibat banjir. Akhirnya sekawanan semut itu pun mati akibat banjir. Melihat hal tersebut Lina mengurungkan mimpinya untuk menjadi semut.
Di lain hari, ketiga burung tersebut terbang seperti biasa. Ketika burung tersebut melewati sebuah desa, Lina melihat seorang anak kecil yang sedang diberi makan oleh ibunya. Kemudian Lina berkata kepada teman-temannya,
"Coba lihat teman-teman, anak kecil yang disana itu, dia tidak perlu mencari makan. Dia hanya cukup duduk lalu makanan datang ke mulutnya."
Lino pun berkata, "Wahh... benar sekali jika jadi kita harus beterbangan mencari makan kesana kemari,csungguh lelah.."
"Ehh... tapi teman-teman kalian jangan lupa bisa jadi anak kecil tadi jika besar menjadi seorang pemburu atau pemancing seperti yang telah membunuh teman-teman kita!" kata Luna memberitahu.
"Benar juga ya! Manusia sepertinya makhluk yang lebih sempurna dibandingkan kita. Mereka juga memiliki akal pikiran, tapi terkadang mereka terlalu jahat kepada alam," kata Lino.
"Lagi-lagi mimpiku hancur padahal aku sangat suka bermimpi," ujar Lina sedih.
Luna pun berkata, "Mengapa kamu bermimpi menjadi orang lain? Kamu cukup menjadi diri sendiri saja, setiap makhluk tuhan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kita tidak bisa berenang atau kuat seperti raja rimba tetapi kita bisa terbang."
"Benar itu, Luna! Dengerin! Daripada kita sibuk menjadi orang lain lebih baik kita menjadi burung yang bermanfaat bagi makhluk lain!" kata Lino menasehati.
"Jika dipikir-pikir, iya juga, ya. Lebih baik aku bermimpi membuat taman bunga yang indah di hutan ini. Aku akan membantu penyerbukan mereka!" ujar Lina.
Karya:
Nama: Nadhifa Aisha Putri