Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Kemendikbudristek menyampaikan bahwa konsep Profil Pelajar Pancasila dirancang sebagai acuan pencapaian kompetensi peserta didik di Indonesia. Kompetensi Profil Pelajar Pancasila dirumuskan berdasarkan 6 dimensi, yakni: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; serta (6) Kreatif.
Adapun tujuh (7) tema pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bagi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah (1) Gaya Hidup Berkelanjutan, (2) Kearifan Lokal; (3) Bhineka Tunggal Ika; (4) Bangunlah Jiwa dan Raganya; (5) Suara Demokrasi; (6) Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI; dan (7) Kewirausahaan.
SMPN 7 Yogyakarta pada P5 ke-4 memilih tema Bhinneka Tunggal Ika “Keragaman Menyatukan Kita”. Kegiatan P5 di SMPN 7 Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 18 Maret – 29 Maret 2024, dengan kata lain kegiatan ini berlangsung selama dua pekan. Pre Test dilakukan pada awal kegiatan yaitu pada hari pertama. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai atau mengetahui keragaman budaya Indonesia. Kemudian pada hari terakhir proyek dilakukan Post Test sebagai sarana evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap keragaman budaya. Berbagai aktivitas peserta didik dalam P5 kali ini terdiri dari paparan materi atau Talk Show, mengumpulkan teori dalam bentuk Lembar Kerja (LK), membuat produk, dan fashion show baju adat yang terbuat dari barang bekas.
Puncak P5 ke-4 adalah Festival Dolanan Bocah, dimana acara ini diisi dengan berbagai kegiatan yakni Fashion Show baju adat daerah Indonesia yang terbuat dari barang bekas. Pada kegiatan ini setiap kelas mengirimkan 4 pasang model baju adat nusantara. Siswa kelas VII menyampaikan sangat antusias dalam kegiatan ini dan berharap diadakan lagi di tahun depan. (TA)