Jumat, 17 Februari 2023 SMP N 7 Yogyakarta melaksanakan pengajian Peringatan Isra Mi’raj 1444 H. kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 07.30 – 09.00 WIB di halaman sekolah. Peserta pengajian kali ini adalah adalah seluruh siswa siswi muslim kelas 7, 8, 9, bapak ibu guru dan karyawan SMP N 7 Yogyakarta, serta bapak ibu guru PPG (Program Pendidikan Profesi Guru).
Tepat pukul 07.30 WIB sebagai pengiring dimulainya pengajian diadakan pembacaan Asmaul Husna oleh seluruh peserta pengajian yang dipimpin oleh Pratama Aqil Nugroho (7D) dan Zhidan Rifqi Shaka (7D). Setelah pembacaan Asmaul Husna selesai pengajian pun dimulai, yang dipandu oleh Mozza Nada Salsabila (8C) sebagai pembawa acara. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surat Al-Isra’ : 1 dan surat An-Ankabut : 45 oleh Risang Aima Azra (7F) dan Rayyan Kirana Dhipa (7A). Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan kepala sekolah Bapak Suyarta, S.Pd. Melalui sambutannya, beliau mengajak untuk lebih rajin dan khusyuk dalam melaksanakan ibadah shalat.
Setelah sambutan oleh Kepala Sekolah, acara dilanjutkan dengan inti pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Berlin Sunardi, S.Pd. Ustadz Berlin mengawali tausiyah dengan menguji hafalan siswa terhadap surat Ad-Dhuha dan Al-Insyirah, hal ini dilakukan untuk mengumpulkan fokus anak terhadap pengajian.
Setelah siswa fokus, Ustadz Berlin menjelaskan tentang peristiwa Isra Mi’raj yang dialami Rasulullah saw. Isra’ Mi’raj terjadi pada masa duka cita Rasulullah, sebab pada masa itu Rasul kehilangan dua orang yang sangat beliau cintai. Pertama, pamannya Abu Thalib meninggal dunia, kemudian tidak berselang waktu lama istrinya Khadijah juga meninggal dunia. Allah Swt memerintahkan Isra Mi’raj untuk menghibur Rasulullah agar tidak terlalu larut dalam duka. Jibril datang kepada Rasulullah untuk menyampaikan pesan Allah tentang perintah Isra Mi’raj tersebut.
Peristiwa ini berlangsung pada 27 Rajab di tahun kedelapan kenabian yang merupakan perjalanan suci Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Palestina hingga naik ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha dalam satu malam. Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha, Rasulullah saw bertemu dengan nabi-nabi terdahulu di setiap tingkatan dari tujuh tingkatan langit, yaitu Nabi Adam as di langit pertama, Nabi Isa as dan Yahya as di langit kedua, Nabi Yusuf as di langit ketiga, Nabi Idris as di langit keempat, Nabi Harun as di langit kelima, Nabi Musa as di langit keenam, dan Nabi Ibrahim as di langit ketujuh.
Ketika mencapai Sidratul Muntaha, Rasulullah saw mendapat perintah untuk mengerjakan shalat wajib/ fardhu lima waktu. Sehingga sejak saat itu, umat Islam wajib menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam. Melalui peristiwa Isra Mi’raj kita dapat mengambil pelajaran yakni agar lebih meningkatkan kualitas ibadah shalat kita, terutama shalat fardhu, lebih baik lagi jika ditambah dengan shalat sunnah yang lain.
Adapun keutamaan shalat antara lain dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, shalat dapat membersihkan dosa-dosa, shalat dapat menjadi cahaya di dunia dan akhirat bagi pelakunya, Allah Swt dapat mengangkat derajat, shalat dapat menjadi faktor terbesar seseorang masuk surga, dan masih banyak lagi keutamaan yang lain.
Di akhir tausiyah Ustadz Berlin berpesan bahawasannya sebagai orang islam sudah sepantasnya salat dengan sungguh-sungguh dan kualaitas yang baik tentunya. Melalui shalat yang berkualitas kita telah mengamalkan iman kepada Rasulullah saw dan Allah Swt dengan sepenuh hati.
Shalat merupakan rukun islam kedua sehingga merupakan salah satu tiang atau pondasi seseorang dalam beragama. Mudah-mudahan dengan amalan shalat yang kita laksanakan dapat mengantarkan kita pada kesuksesan dunia maupun akhirat kelak.
Setelah tausiyah selesai, Ustadz Berlin menutup dengan doa yang diikuti seluruh siswa, guru, dan karyawan. Pengajian ini berlangsung dengan lancar juga khidmat, dan selesai pada pukul 09.00 WIB. Usai kegiatan pengajian Isra’ Mi’raj ini, diharapkan para siswa SMP Negeri 7 Yogyakarta dapat mengamalkan salat sebagai pengantar pada kesuksesan dunia maupun akhirat kelak.