
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Kemendikbudristek menyampaikan bahwa konsep Profil Pelajar Pancasila dirancang sebagai acuan pencapaian kompetensi peserta didik di Indonesia. Kompetensi Profil Pelajar Pancasila dirumuskan berdasarkan 6 dimensi, yakni: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; (2) Berkebinekaan global; (3) Bergotong-royong; (4) Mandiri; (5) Bernalar kritis; serta (6) Kreatif.
Adapun tujuh (7) tema pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bagi jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah (1) Gaya Hidup Berkelanjutan, (2) Kearifan Lokal; (3) Bhineka Tunggal Ika; (4) Bangunlah Jiwa dan Raganya; (5) Suara Demokrasi; (6) Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI; dan (7) Kewirausahaan.
SMPN 7 Yogyakarta pada P5 ke-2 memilih tema Kearifan Lokal dengan sub tema Dolanan Bocah. Tema ini dipilih dengan pertimbangan masih banyak peserta didik yang belum begitu mengenal dolanan bocah karena sibuk dengan permainan dari gawai dan banyak yang tidak familiar bahkan belum pernah memainkan dolanan bocah. Selain itu, terdapat kampung dolanan di dekat sekolah yang dapat digunakan sebagai tempat untuk belajar dolanan bocah. Sehingga, harapannya melalui pengenalan dolanan bocah ini peserta didik menjadi berganti dari interaksinya dengan permainan yang ada di gawai menjadi berinteraksi dengan media/ benda. Hal ini juga merupakan bentuk melestarikan kearifan lokal agar tidak punah terlekang zaman.
Kegiatan P5 di SMPN 7 Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober – 18 November 2022, dengan kata lain kegiatan ini berlangsung selama tiga pekan. Pre Test dilakukan pada awal kegiatan yaitu pada hari pertama. Hal ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai atau mengetahui dolanan bocah. Kemudian pada hari terakhir proyek dilakukan Post Test sebagai sarana evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap dolanan bocah.
Sebagai pengenalan peserta didik terhadap dolanan bocah, maka diadakan kegiatan Outing Class ke Kampoeng Dolanan Nusantara yang beralamat di Sodongan, Bumiharjo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Di sini, peserta didik dapat melihat dan memainkannya secara langsung berbagai macam dolanan/ mainan dan permainan tradisional.
Berbagai aktivitas peserta didik dalam P5 kali ini terdiri dari paparan materi atau Talk Show, mengumpulkan teori dalam bentuk Lembar Kerja (LK), membuat produk dari dolanan bocah, dan mempraktikkan permainan tradisional. Adapun talk show yang diselenggarakan antara lain tentang Dolanan Bocah, Ragam Hias Nusantara, Tembang Dolanan, Wayang Suket
Aktivitas mengumpulkan teori terwujud dalam bentuk tulisan dalam buku LK dan berupa gambaran seperti sketsa/ konsep, mind mapping, atau sejenisnya. Adapun berbagai aktivitas ini antara lain membuat Peta Dolanan Bocah, membuat rancangan dolanan yang akan dibuat, membuat gambar desain ragam hias, melakukan eksplorasi Tembang Dolanan yang kemudian disusun dalam bentuk mind mapping, eksplorasi Wayang dituangkan dalam buku LK, pembuatan konsep cerita wayang yang akan diperagakan dengan wayang suket, menuliskan hasil wawancara terhadap teman sebaya mengenai Dolanan Bocah, serta membuat Lakune Carito yang berisi gambaran pengalaman dan ilmu yang telah didapatkan selama P5 ke-2 ini.
Mengenai aktivitas pembuatan produk, proyek kali ini menghasilkan beragam dolanan bocah yang berasal dari Pulau Jawa. Dolanan bocah tersebut antara lain bakiak, gasing, egrang, egrang bathok, rangku alu, dhakon, patil lele/ benthik, lompat tali karet gelang, ketapel, telepon kaleng, layangan, plethokan, otok-otok, pedang-pedangan, mobil-mobilan, dan pesawat-pesawatan. Selain membuat, peserta didik juga memainkannya baik secara individu maupun dipertandingkan. Begitu pula untuk permainan tradisional, ada yang dimainkan secara individu dan kelompok, baik hanya bermain maupun bertanding. Adapun permainan yang dimainkan antara lain gobak sodor, engklek, dsb.
Kemudian ada juga kegiatan mengaplikasikan ragam hias nusantara pada media dolanan yang telah dibuat agar media terlihat lebih menarik. Ragam hias dipilih dari berbagai macam motif, diantaranya motif hias geometris, motif hias flora, motif hias fauna, dan motif hias figuratif. Mula-mula peserta didik membuat konsep ragam hias di kertas, lalu menggambarkannya pada media dolanan, kemudian mewarnai ragam hias dengan cat sambil memberi warna pula media dolanan tersebut.
Kegiatan lain yaitu menyanyikan tembang dollanan sekaligus memperagakannya. Tembang dolanan yang dinyanyikan peserta didik antara lain Sluku-sluku Bathok, Jamuran, Suwe Ora Jamu, Gundhul-gundhul Pacul, Padang Wulan, Cublak-cublak Suweng, dll.
Selain kegiatan-kegiatan di atas, juga dilakukan kuis sebagai ice breaking. Kuis dilaksanakan dalam bentuk penerapan permainan tradisional seperti gobak sodor. Kemudian juga kuis dengan cara tanya jawab yang bernama kuis Bener Pener Pinter, dimana setiap anak membuat soal yang nantinya akan dijawab oleh temannya secara acak.
Puncak P5 ke-2 adalah Festival Dolanan Bocah, dimana acara ini diisi dengan berbagai kegiatan yakni pementasan wayang suket, pameran dolanan, dan pertandingan dolanan/ mainan dan permainan tradisional. Pementasan cerita wayang dari suket ini dilakukan oleh setiap kelompok, yakni terdapat 36 kelompok. Pameran dolanan merupakan ajang untuk menginformasikan kepada khalayak atas berbagai media yang telah dibuat oleh setiap kelompok. Kemudian, untuk dolanan yang dipertandingkan adalah egrang, sedangkan permainan yang dipertandingkan adalah gobak sodor.