Penegasan SMPN 7 Yogyakarta sebagai sekolah berbasis budaya dilakukan salah satunya melalui kegiatan sosialisasi kepada siswa kelas 7. Kamis, 10 Oktober 2019 bertempat di ruang balai RW demakan baru digelar kegiatan tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh 200 siswa kelas 7, seluruh wali kelas 7, guru BK dan pelaksana teknis. Dalam kegiatan ini, sekolah menghadirkan 2 orang guru sebagai narasumber yaitu pak Budi Santoso, S.Pd, selaku guru seni budaya sekaligus koordinator tim sekolah berbasis budaya dan pak Marwoto, Guru Bahasa Jawa dan juga merupakan pegiat seni dan budaya jawa.
Dalam paparannya, pak Budi mengatakan bahwa tujuan umum sekolah berbasis budaya adalah menyiapkan insan berkarakter dan memfasilitasi pembentukan insan pelestari nilai-nilai adiluhung bangsa. “sekolah berbasis budaya mempunyai ruang lingkup dan kompetensi mencakup unsur-unsur budaya khas Daerah Istimewa Yogyakarta, wujud kreasi budaya yang dibuat oleh siswa nanti akan dikumpulkan yang terbaik untuk nantinya ditunjukkan dalam pameran yang digelar rutin tiap tahun.” imbuhnya di hadapan para siswa yang khidmat mendengarkan.
Dalam sesi yang lain, Pak Maryoto mengatakan bahwa budaya berasal dari budi dan daya, budi berarti pikir, daya berarti kekuatan. Dalam aktivitas keseharian perlu dibiasakan senyum, salam dan sapa. Di sekolah juga sudah mulai dibiasakan dan dicontohkan oleh bapak ibu guru dengan tiap pagi menyambut para siswa di halaman depan sekolah.
Acara berlangsung tertib dan lancar. Kegiatan ditutup oleh Wakasek bidang kesiswaan, Muhammad sis, S.Pd. “Tanpa peran serta seluruh warga sekolah, dan apalagi siswa, sekolah berbasis budaya tidak akan optimal.” kata beliau dalam menutup kegiatan sosialisasi ini. (yb)