Di suatu sekolah, terdapat siswa yang bernama Kania. Kania dikenal sebagai siswa yang teladan, redah hati, dermawan, dan juga pintar. Kania adalah siswa yang duduk di bangku kelas 8 SMP. Kania juga mempunyai hobi bernyanyi dan membaca buku.
Kania berangkat ke sekolah bersama dengan kedua sahabatnya yaitu Rahma dan Annisa. Mereka berangkat menggunakan sepada masing-masing. Sesampainya di sekolah mereka memarkirkan sepeda mereka masing-masing dan langsung menuju kelas. Saat jam istirahat, Kania hanya membaca buku di ruang kelas. Tiba-tiba Rahma dan Annisa datang ke kelas dan berteriak.
“KANNIIAA!”
“Kenapa kalian berteriak, ada apa ?” Tanya Kania kebingungan.
“Bu Tiara memanggilmu ke ruangannya,” sahut Rahma. Bu Tiara merupakan wali kelas dan juga guru musik mereka.
“Cepat kau temui Bu Tiara!” lanjut Annisa. Kania pun menemui Bu Tiara di ruangannya.
“Assalamualaikum, Bu. Ini Kania.”
“Waalaikumsalam. Masuk saja, Kania!” sahut Bu Tiara.
“Ibu kenapa memanggil saya?” tanya Kania.
“Bukankah kau menyukai musik?” ujar Bu Tiara.
“Iya, Bu,” sahut Kania.
“Ibu punya kabar gembira untuk mu,” jawab Bu Tiara.
“Apa ya, Bu?” Tanya Kania kebingungan.
“Jadi, bulan depan diadakan lomba menyanyi antarsekolah, dan sekolah menunjukmu untuk mewakili sekolah. Apakah kau mau, Kania ?” jelas Bu Tiara. Kania pun terkejut karena tidak disangka Kania bisa mendapatkan kesempatan untuk mewakili sekolah. Kania pun menerima tawaran Bu Tiara. Kemudian, Bu Tiara pun menjelaskan tentang lomba tersebut.
“Bisakah kamu bermain piano sambil bernyanyi?” tanya Bu Tiara.
“Saya kurang yakin dengan kemampuan bermain piano saya, Bu,” kata Kania.
“Tidak apa-apa, bagaimana besok kita mulai berlatih?” ajak Bu Tiara. Kania pun menerima ajakan Bu Tiara. Setelah menemui Bu Tiara, Kania kembali ke kelasnya. Di dalam kelas sudah terlihat Rahma dan Annisa yang menunggunya. Rahma dan Annisa yang melihat Kania kembali langsung menghampirinya.
“Bagaimana?” tanya Annisa.
“Apakah Bu Tiara memarahimu?” sahut Rahma.
“Kalau benar Bu Tiara memarahimu, apakah kau sudah meminta maaf?” lanjut Annisa.
“Bisakah kalian memberiku waktu untuk menjawab? Bagaimana aku menjawab pertanyaan kalian jika kalian terus bertanya tanpa henti?” kesal Kania. Rahma dan Annisa hanya tertawa tanpa dosa.
“Maafkan kami Kania,” ucap Rahma dan Annisa. Kania hanya terkekeh melihat kelakuan kedua sahabatnya.
“Tidak apa-apa. Tadi Bu Tiara memberikan informasi bahwa bulan depan aku akan mewakili sekolah untuk mengikuti lomba menyanyi antar sekolah,” jelas Kania.
“Serius?” tanya Rahma tak percaya. Kania hanya mengangguk dan tersenyum. Rahma dan Annisa yang mendengar informasi tersebut ikut senang, karena sahabatnya akan mengikuti lomba mewakili sekolah.
“Aku sudah tidak sabar melihat penampilanmu,” ucap Rahma.
“Aku juga!” sahut Annisa dengan semangat.
“Ngomong-ngomong semangat ya, kita bakal selalu dukung dan ada untukmu,” ucap Rahma.
Bel pun berbunyi, pertanda bahwa istirahat telah selesai dan mereka pun melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Setelah sekolah selesai, mereka langsung pulang ke rumah mereka masing-masing. Ketika sampai rumah Kania langsung memberi tau ibunya tentang informasi yang dia terima dari Bu Tiara. Ibu Kania pun senang dan bangga anaknya bisa membawa nama sekolah di ajang lomba. Mulai hari itu Kania fokus berlatih dengan maksimal mungkin.
1 bulan kemudian...
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, sebelum berangkat Kania berpamitan dengan ibunya dan meminta doa.
“Ibu, Kania berangkat dulu ya. Kania juga minta doa dari ibu, agar Kania bisa membanggakan ibu dan sekolah,” ucap Kania.
“Iya, Nak, hati-hati di jalan ya!”
Seperti biasa, Kania berangkat ditemani oleh kedua sahabatnya. Saat di tengah perjalanan Kania melihat seorang nenek tua ingin menyebrang jalan. Kania ingin pergi membantu nenek tua tersebut. Lalu Kania pun menghentikan sepedanya.
“Ada apa, Kania?” tanya Annisa.
“Ayo kita bantu nenek itu!” ucap Kania.
“Tapi, Bu Tiara sudah menunggu mu,” ujar Rahma.
“Kita masih mempunyai waktu 1 jam, jadi ayo kita bantu nenek itu,” ujar Kania keras kepala.
“Baiklah,” ucap Rahma dan Annisa kompak. Mereka pun membantu nenek tua itu menyebrang jalan.
“Terima kasih, Nak sudah membantu Nenek,” ucap nenek tua tersebut.
“Iya sama-sama, Nek,” jawab Kania.
“Nenek doakan semoga kalian menjadi anak yang sukses yang dapat membanggakan kedua orang tua kalian dan bapak ibu guru kalian,” doa nenek tua tersebut.
“Aamiin,” ucap mereka kompak.
“Nek, saya hari ini mewakili sekolah untuk mengikuti lomba antarsekolah. Tolong doakan saya ya, Nek, agar dapat membanggakan orang tua dan sekolah,” pinta Kania.
“Nenek doakan semoga kamu mendapatkan kemudahan dalam mengikuti lomba nanti,” kata nenek tua tersebut.
“Aamiin,” sahut Kania.
“Kami pamit dulu ya, nek!” ucap Kania.
“Iya nak, hati-hati di jalan, ya!” jawab nenek tua tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dan mereka sampai tepat waktu. Waktunya perlombaan dimulai dan Kania menunggu gilirannya sambil bersiap. Saat nama Kania disebutkan, sorakan semangat untuk Kania terdengar keras. Suara merdunya dapat menyentuh hati pendengarnya. Jari jemarinya menari di atas piano dan menekan nada-nada yang indah mengiringi suaranya. Tiba saatnya yang ditunggu-tunggu semua orang, pengumuman pemenang lomba.
“Pemenang lomba menyanyi antar sekolah adalah...”
“KANNIIAAA!!”
Tepukan tangan dari bangku penonton terdengar meriah. Semua orang terkejut dan bersyukur atas kemenangan Kania. Setelah acara selesai Kania pulang ke rumahnya dengan rasa bangga.
“IBUU, Kania pulang!” teriak Kania.
“Bagaimana hasilnya?” tanya ibu Kania.
“Kania berhasil bu menjadi juara,” ucap Kania senang.
“Terima kasih, Bu. Atas doa dan dukungannya,” lanjut Kania. Ibu Kania merasa senang dan bangga atas pencapaian anaknya dan bersyukur atas kemenangan Kania. Ibu Kania mengajak kedua sahabatnya Kania untuk merayakan kemenangan Kania dengan berpiknik di taman dekat rumah Kania.
“Terima kasih sahabatku Rahma dan Annisa. Berkat dukungan kalian aku bisa memenangkan lomba kali ini,” kata Kania.
“Itulah tugas sahabat, selalu mendukung hal baik yang dilakukan sahabatnya,” ucap Annisa. Rahma juga menyetujui pernyataan yang Annisa ucapkan. Kania sangat bersyukur telah mendapatkan sahabat seperti mereka. Mereka pun bercanda tawa dengan gembira.
Karya:
Aszahra Bunga Y.