Selamat Datang di website resmi SMPN 7 YOGYAKARTA
PERCAYA DIRI
12 Okt 2022

Pada suatu hari hiduplah seorang anak bernama Aisha, panggil saja dia Ais. Ia adalah anak sulung dari sepasang dokter dan juga kakak dari 3 adiknya. Orang tuanya bernama Pak Cavin dan Bu Clara, sedangkan adik-adik perempuannya bernama Amina, Azka, dan Alifa. Saat ini Ais duduk di bangku kelas 9 SMP, Amina kelas 6 SD, Azka kelas 4 SD, dan Alifa kelas 2 SD. Mereka tinggal di kota dan tentunya dirumah yang sangat mewah karena orang tuanya adalah sepasang dokter yang kaya raya.

Suatu ketika pada sore hari  Ais sedang menonton TV dengan adik-adiknya, mereka menonton kartun Upin & Ipin yang sedang bertema cita-citaku. Ais dan adik-adiknya sangat cermat dan semangat menonton kartun itu. Sambil menonton kartun Ais bertanya kepada adik-adiknya.

“Dik, besok kalo kalian sudah besar ingin jadi apa?” tanya Ais.

“Aku ingin jadi dokter Kak, seperti Ayah dan Bunda,” jawab adik pertamanya Amina.

“Aku juga Kak,” jawab Azka dan Alifa serempak.

“Eh, aku tidak ingin jadi dokter deh, aku ingin jadi penulis aja!” jawab Amina.

 “Cita-cita yang bagus, Alifa, Azka, jika kalian ingin jadi dokter kalian harus rajin seperti Ayah dan Bunda.”

“Dan juga kamu Mina, kamu harus sering-sering baca buku agar tau gambaran bagaimana menulis cerita yang baik dan tentunya tidak boleh malas membaca buku, okay?” tanya Ais

“Siap kak, Insyaallah kami akan semangat menggapai cita-cita, iya kan, Dik?” tanya Amina.

“Iya Kak Mina,” lagi-lagi Azka dan Alifa serempak. Ais yang mendengarnya hanya tersenyum bangga mempunyai adik-adik yang begitu kompak dan semangat untuk menggapai cita-citanya. Saking asiknya mereka bercerita dan menonton, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Ais sebagai anak sulung dikeluarga itupun mengajak adik-adiknya untuk segera mengambil air wudhu dan segera menunaikan salat Maghrib. 15 menit setelah mereka sholat dan tentunya berdoa, Ais mengajak adik-adiknya untuk tadarus bersama-sama. Kemudian setelah bertadarus, mereka bersiap ke meja makan untuk makan malam yang makanannya sudah disiapkan oleh pembantunya. Ayah dan Bunda mereka sibuk karena pekerjaannya makanya Ais dan adik-adiknya dititipkan oleh pembantu di rumah.

“Non, ini makanannya,” timpal Bi Inem. Bi Inem adalah pembantu mereka yang sudah lama mengurus mereka dan sudah mereka anggap seperti keluarga sendiri. Kebetulan Bi Inem tidak memiliki anak dan suaminya sudah meninggal, jadi sekalian Bi Inem tinggal di rumahnya.

“Oh iya Bi, terimakasih,” jawab Ais.

“Adik-adik makan yang banyak ya, biar tidak gampang sakit,” sahut Ais.

“Siap, Kak!” adik-adiknya menjawab.

“Oh ya kak, Amina boleh tanya tidak?” timpal Amina

“Boleh silakan, mau tanya apa, Mina?” jawab Ais.

“Tadikan kakak sudah tanya cita-cita kita, nah sekarang giliran kita juga mau tau dong kak cita-cita kakak apa?”

“Hmm.. cita-cita Kakak ingin menjadi model, Mina,” jawab Ais.

Loh Kak, Kakak tidak ingin seperti Ayah dan Bunda?” tanya Azka yang membuat Amina tidak jadi bertanya.

“Tidak Azka, Kakak tidak tertarik ingin menjadi dokter. Kakak lebih tertarik menjadi model,” sahut Ais sambil tersenyum.

“Ohh begitu ya kak, memang kenapa Kakak tidak ingin menjadi dokter?” tanya Azka.

“Tidak apa-apa Azka, kakak hanya ingin saja menjadi model,” timpal Ais.

“Ohh oke Kak,” sahut Azka puas. Sudah menjadi kebiasaan mereka makan malam sambil bercerita. Bahkan tidak makan malam saja, mereka memang sering bercerita. Setelah makan malam yang penuh dengan cerita itupun berlalu, Ais mengajak adik-adiknya untuk segera salat Isya. Selepas salat Isya berlangsung, Ais membimbing adik-adiknya untuk segera mengerjakan PR dan mempersiapkan semuanya untuk besok sekolah.

“Adik-adik sekarang kerjakan PR masing-masing dan siapkan semuanya untuk besok sekolah! Okay?” perintah Ais.

“Iya, Kak!” jawab mereka dari kamar masing-masing. Aisha tidak perlu khawatir apakah adik-adiknya benar-benar mengerjakan PR atau tidak, karena adik-adiknya sudah ia ajari jika ingin menggapai cita-cita harus disiplin. Mereka semua memiliki semangat yang sama, semangat yang penuh dan semangat yang kuat. Walaupun Ayah dan Bunda mereka jarang berkumpul dan bercerita tentang banyak hal karena kesibukannya, mereka semua tak perlu khawatir karena mempunyai Kak Ais yang memberi banyak bekal dan cerita untuk masa depannya. Dulu Ais sebenarnya tidak suka Ayah dan Bundanya menjadi dokter karena tidak mempunyai waktu untuk dia dan adik-adiknya. Tapi ia selalu ingat kata yang diberikan oleh Ayah dan Bundanya saat dulu Ayah dan Bundanya sedang ada libur.

“Ais, Ayah dan Bunda tau kalau Ais tidak suka dengan pekerjaan Ayah dan Bunda. Bunda juga sebenarnya ingin sering berkumpul dengan kalian semua, bercerita, berkumpul, berlibur bersama. Tapi semua ini juga demi masa depan Ais dan adik-adik, jaman sekarang butuh banyak uang untuk hidup nak. Bunda dan Ayah tidak ingin anak-anak kesulitan dalam kehidupannya dan tentunya dalam menggapai cita-citanya. Ais, pekerjaan Ayah dan Bunda ini demi kalian semua dan pekerjaan ini memang sangat menyibukkan, jika Ayah dan Bunda besok benar-benar tidak memiliki waktu yang banyak untuk memberikan adik-adikmu bekal karena kesibukan Bunda dan Ayah, tolong berilah adik-adikmu bekal yang banyak dan sayangilah mereka dengan sangat,” timpal Bunda sambil mengusap air matanya. Kalimat ini yang sering kali dia ingat, ini demi masa depan mereka juga jadi sejak saat itu Ais sadar dan berusaha menjadi kakak yang baik.

Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, Bi Inem dan Ais sudah bangun bahkan sudah habis selesai salat dan doa malam. Biasanya Ais juga membangunkan adik-adiknya tetapi kali ini Ais sengaja tidak membangunkan adik-adiknya terlebih dahulu karena tadi malam mereka tidur agak larut malam. Ais sudah terbiasa bangun malam sejak kelas 6, tetapi dulu ia harus dibangunkan oleh BI Inem dan karena sekarang sudah terbiasa jadi ia sudah bisa bangun sendiri bahkan lebih dulu dari BI Inem. Waktu berlalu begitu cepat, saat ini matahari sudah muncul, Ais dan Amina sudah mengenakan seragam. Azka dan Alifa sedang mengenakan seragam dikamar masing-masing.

“Non, ini sarapannya sudah siap, tolong non Azka dan Non Alifa disuruh sarapan!” teriak Bi Inem dari dapur

“Iya, Bi, terimakasih,” jawab Ais.

“Azka, Alifa, ayo sarapan! Bi Inem sudah selesai membuat sarapan niihh!” sahut Ais

“Iya Kak, ini kami sudah siap!” jawab mereka sembari keluar kamar. Setelah itu mereka sarapan yang hari ini menunya adalah nasi goreng sosis, menu favorit mereka tidak lupa memakai telur setengah matang. Tidak lama mereka sarapan, mereka segera berangkat ke Sekolah. Ais berangkat menggunakan sepeda, Amina, Azka, dan Alifa diantar Pak Jojo supir pribadinya. Ais berangkat pukul 06.15 jadi dia tidak terlambat datang ke Sekolah karena kurang lebih perjalanannya 15 menit.

Hufttt, capek juga ternyata,” keluh Ais. Saat Ais datang kelas masih sepi hanya ada Burhan dan Damar.

“Tettttt... Tettt...Tetttttt...” bunyi bel berbunyi, waktunya untuk berbaris di lapangan. Di Sekolah Ais sebelum memulai pelajaran diadakan upacara kecil atau biasa disebut Apel.

Assalamualaikum wr.wb, selamat pagi anak-anak!” salam Pak Kepala.

Waalaikumsalam wr.wb, pagi Pakk!” jawab seluruh siswa dan siswi.

“Pagi ini ada informasi bahwa sekolah kita dipilih untuk mewakilkan 1 siswi kelas 9 yang akan mengikuti fashion show bulan depan, setelah apel ini silahkan berkumpul di Aula dan tolong silahkan berdiskusi bagi siswi kelas 9 siapa yang akan mewakilkan sekolah kita. Sekian dari bapak silahkan masuk ke kelas masing-masing, Wassalamualaikum wr.wb,” timpal Pak Kepala.

Waalaikumsalam wr.wb,” siswa-siswi serempak. Ya, tentunya Ais tertarik untuk mengikuti fashion show ini tetapi dia tidak percaya diri dengan kulit eksotisnya, dia pikir pasti yang dipilih adalah siswi yang lebih cantik dari dirinya. Walau ia memiliki kulit yang eksotis, sebenarnya Ais adalah wanita yang sangat manis baik fisik maupun sifatnya.

“Anak-anak, silahkan angkat tangan siapa yang ingin mengikuti fashion show ini?” kata Bu Dea salah satu wali kelas 9. Ada 20 siswa yang mengacungkan tangan termasuk Ais.

“Baik ada 20 siswa yang mengacung, ibu akan bertanya pada salah satu dari kalian, Ais mengapa kamu ingin mengikuti acara ini?” tanya Bu Dea.

“Eeh ehh mmm karena cita-cita saya menjadi model Bu, mungkin dengan mengikuti acara ini akan membuat saya mengerti bagaimana gambaran menjadi model,” jawab Ais percaya diri.

“Hah? Cita-cita lo jadi model? Gak salah apa?” tanggap Selin salah satu siswa yang juga mengacung untuk mengikuti acara ini. Selin adalah wanita yang cantik, kulitnya putih bersih, badannya tinggi, dan langsing, tetapi dia memiliki pribadi yang sombong dan membuat sebagian orang tidak menyukainya termasuk Ais.

“Engga, gue tau gue ga sesempurna lo, tapi apa salahnya bercita-cita jadi model, ya ngga Bu?” jawab Ais ketus.

“Iya, kita bisa menggapai cita-cita jika kita percaya diri dan yakin dengan diri kita sendiri, lagipula Ais adalah gadis yang manis dia layak menjadi model, tidak boleh begitu ya Selin!” jawab Bu Dea sambil tersenyum pada Selin.

“Iya, Bu,” timpal Selin kesal.

“Baik anak-anak jadi dari 20 siswa ibu akan pilih 5 dari kalian saja ya. Mmmm..., Ibu akan pilih Ghea, Selin, Keisya, Tiara, dan Ais. Silahkan yang Ibu pilih kalian banyak belajar dan melihat di sosial media tentang fashion show, agar kalian mendapatkan gambaran. Dan setelah itu 1 Minggu sebelum lomba ibu akan melihat kemampuan kalian dan tentunya memilih satu diantara kalian. Mengerti anak-anak?”

“Mengerti Bu,” jawab semua 5 siswi tadi . Setelah itu semua siswi kembali ke kelasnya masing-masing, dan memulai pelajaran seperti yang sudah dijadwalkan. Kebetulan hari ini Ais akan pulang lebih awal, maka dia bisa memulai mencari gambaran untuk acara bulan depan. Setelah kurang lebih 5 jam Ais berada di kelas, Ais dan semua siswa-siswi dipersilahkan untuk pulang setelah berdoa dan bersalaman dengan wali kelas masing-masing. Kemudian Ais mengambil sepedanya di parkiran dan segera pulang.

“Bagaimana aku bisa terpilih, aku memiliki kulit yang seperti ini sedangkan teman-temanku yang lain, mereka punya kulit yang putih dan bersih,” keluh Ais dalam hati. Ais merasa menjadi model harus memilki kulit yang putih dan bersih karena selama ini yang ia lihat di TV seperti itu. Tapi apa salahnya, Ais juga memiliki badan yang tinggi dan langsing, kulitnya pun juga indah. 15 menit perjalanan, akhirnya Ais sampai dirumah. Ia langsung meletakkan tasnya di kursi, berganti baju, mandi, makan, lalu sholat dhuhur. Adik-adiknya belum pulang sekolah, karena mereka pulang lebih lama daripada Ais.

Hufttt..., kulitnya bagus sekali. Aku jadi semakin tidak percaya diri dengan diriku sendiri,” keluh Ais yang juga sedang menonton acara fashion show di YouTube.

“Kak, Kak kita pulang,” timpal Mina sambil membuka pintu kakaknya.

“Eh kamu sudah pulang Mina, tolong ajak adik-adikmu berganti pakaian, mandi, salat, lalu makan. Tadi Bi Inem sudah masak ayam goreng dan cah kangkung!” jawab Ais.

“Ya kak. Btw, Kakak sedang menonton apa? Kakak tidak mengerjakan PR?” timpal Mina.

“Ahhh ini, kakak sedang menonton acara fashion show, Mina. Kakak akan mengikuti acara fashion show bulan depan. Eh tapi kalau kepilih sihh, kebetulan kakak juga tidak ada PR,” jawab Ais.

“Ohh begitu Kak, ya sudah. Semangat Kak, ingat kata Bunda, ‘Percaya diri pada dirimu sendiri itu penting, kunci awal dari keberhasilan’ ya sudah kak Mina ke kamar dulu!” ucap Mina sambil meninggalkan Ais.

“Ehh kok Mina jadi nasehatin aku, tapi bener juga Bundakan pernah bilang seperti itu. Bunda saja yang dulu malas belajar bisa menjadi dokter karena percaya pada diri sendiri. Aku harus percaya pada diriku sendiri apapun itu, bagaimanapun itu, ini adalah awal untuk keberhasilanku. Jadi aku harus lebih menerima apa adanya diriku. Lagipula apa salahnya seorang model mempunyai kulit yang eksotis. Bukankah jika aku berhasil menjadi model itu akan membuat aku berbeda dengan yang lain? siapa tau juga bisa menjadi inspirasi buat orang-orang diluar yang memiliki kulit eksotis tapi ingin menjadi model juga? Huftt aku seharusnya bersyukur dengan yang Allah kasih, tidak semua kekurangan harus disesali,” ucap Ais sambil tersenyum didepan cermin.

Setelah kejadian itu Ais menjadi lebih percaya diri, tekadnya semakin kuat untuk mengikuti acara itu dan tentunya menjadi seorang model. Dia tidak peduli dengan Selin yang terus merendahkannya, dia selalu ingat betul-betul kata Bundanya. Walau Bundanya jarang berbicara dengannya tetapi Bundanya memberi banyak contoh tanpa harus berbicara. Ais belajar sangat giat untuk bisa mengikuti acara ini, bahkan kakinya sempat terkilir tapi itu tidak membuat tekadnya hilang.

“Aku bisa, dengan percaya pada diriku sendiri!” kata yang selalu ia ucapkan untuk menyemangati dirinya sendiri. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, Minggu depan acara itu akan dimulai dan waktunya berkumpul di Aula untuk pemilihan. Ais sudah jauh lebih percaya dengan dirinya sendiri, apapun itu dia akan menerimanya dengan ikhlas. Di Aula 5 siswi yang dipilih itu bergiliran maju kedepan dan menunjukkan kemampuannya, kebetulan Ais dapat urutan terakhir.

“Ais sekarang giliranmu!” ucap Bu Dea

“Baik, Bu” jawab Ais. Setelah itu Ais maju dengan kepercayaan dirinya yang begitu kuat. Ais yang juga memakai sepatu hak tinggi berwarna hitam itupun terlihat begitu memesona dengan kakinya yang panjang, badannya yang langsing, rambutnya yang panjang, dan tentunya dengan kulit eksotisnya itu.

“Baik anak-anak kalian memiliki bakat yang begitu bagus, memilki ketertarikan masing-masing. Tapi ibu akan tetap memilih satu diantara kalian, yang ibu pilih adalah, adalahhh.....” ucap Bu Dea yang sengaja membuat para siswi semakin penasaran.

“Yang ibu pilih adalahhh SELINNNNNN!” ucap Bu Dea sambil tersenyum. Ais sedikit kecewa dengan hasilnya, tapi dia berusaha menyemangati dirinya sendiri dengan banyak motivasi-motivasi yang ia buat.

“Ehh ehh Bu, sepertinya saya tidak bisa mengikuti acara ini,” ucap Selin

“Loh kenapa Selin?”

“Sebenarnya saya tidak suka dengan fashion show, Bu, tetapi orang tua saya selalu mengekang saya untuk menjadi model karena kelebihan yang saya punya. Tetapi karena orang tua saya sekarang sudah tidak lagi mengekang saya, jadi saya akan serahkan acara ini kepada Ais. Begitu cocoknya dia menjadi seorang model, pasti semua orang akan terpikat dengannya di acara fashion show itu dengan keistimewaan yang dia punya tentunya kulitnya,” ucap Selin sambil tersenyum kepada Ais.

“Eh ehh, aku? Kau tidak bercanda Selin?” ucap Ais yang senang tapi juga tidak percaya.

“Tidak Ais, aku tidak bercanda. Kau layak mendapatkan ini,” sahut Selin

“Ehh.., Terimakasih Selin. Tetapi bagaimana dengan Bu Dea?” jawab Ais

“Silakan Ais, kau boleh menggantikan Selin. Benar yang Selin bilang kau mempunyai keistimewaan yang akan memikat semua orang,” jawab Bu Dea sambil mengelus rambut Ais.

Hari ini waktunya tiba, Ais sudah bangun sejak jam 03.00 tadi. Tidak lupa ia berdoa untuk kelancaran acara nanti. Ais bersiap sejak pukul 06.00 WIB, dia harus dandan dan bersiap-siap kurang lebih selama 2 jam.

“Wawww, kakak terlihat seperti seorang putri!” timpal Azka yang juga berada di sana. Hari ini, hari Minggu jadi adik-adik Ais bisa menemani kakaknya. Dan kabar baiknya Ayah dan Bunda juga menghadiri acara ini karena mengambil cuti, Ayah dan Bunda menyempatkan waktunya untuk Putri sulungnya.

“Iya Azka, Kakakmu benar-benar sangat cantik” ucap Ayah sambil tersenyum. Benar kata Selin semua orang tertarik pada keistimewaan yang dimiliki. Di acara ini Ais memakai gaun merah, sepatu hak tinggi berwarna hitam, rambut panjang yang digerai. Setelah selesai berdandan Ais segera berangkat ke tempat lomba, ia berangkat dengan mobil bersama keluarganya. Jarak antara rumah Ais dengan tempat acaranya tidak begitu jauh cukup memakan waktu 1 setengah jam saja.

“Aissss kau begituu cantikkk!” ucap Bu Dea dan 4 teman Ais dengan serempak yang melihat Ais turun dari mobil

“Terima kasih Bu, teman-teman,” ucapnya sambil tersenyum. Setelah itu mereka semua masuk ke dalam ruangan, penonton dan peserta duduk ditempat yang berbeda. Di acara ini kira-kira ada sekitar 50 peserta yang mengikutinya. Kebetulan Ais mendapat urutan ke-7.

“Wawww mereka semua sangat cantikk,” ucap Ais sembari melihat peserta-peserta yang sedang berfashion show diatas panggung.

“Selanjutnya kita panggil peserta kita yang ke-7 yaitu Aisha Cavin, silahkan tepuk tangan semuanya!” ucap MC yang berada dipanggung.

Bismillah, aku percaya dengan diriku sendiri apapun itu aku sudah menampilkan yang terbaik, bismilah, bismillah, bismillah!” ucap Ais sebelum menaiki panggung. Setelah itu, Ais naik ke panggung dengan kebenaran yang ada. Membuat semua orang terpana melihat gaun merahnya, dengan paduan sepatu hak tinggi hitam, rambut yang di gerai, dan kulit yang menarik, dia adalah Aisha. Peserta yang mampu membuat semua orang terpana dan tersenyum melihatnya. Dari naik panggung hingga turun panggung keistimewaannya tidak hilang sedikitpun.

“Kakak kau sangat menarik, tau tidak? Semua orang terpana saat melihat kakak!” ucap adik-adiknya.

“Hahahahahaha, kuncinya hanya perlu percaya diri,” ucap Ais sambil tersenyum kepada adik-adiknya. Waktu berjalan kurang lebih 2 jam, semua peserta menunjukkan pesonanya masing-masing dengan kemampuan dan keistimewaan diri mereka sendiri. Dan saat ini waktunya pengumuman peserta terbaik yang dipilih oleh juri ada 3 tingkatan yang tertera dan tentunya dari 50 peserta akan terpilih 3 saja.

“Okayy semuanya, semua peserta sudah menampilkan semuanya dengan sangat baik. 3 peserta yang akan dipilih oleh juri adalah yang terbaik, tetapi jangan berkecil hati kalian semua adalah yang terbaik dari yang terbaik. Lanjutkan bakatmu dan mari kita lihat siapa yang akan menempati 3 tempat terbaik!” ucap MC.

“Apapun itu kau sudah menjadi yang terbaik versi dirimu Ais, kau mampu menunjukkan keistimewaan yang tidak semua orang miliki,” ucap ayah mengelus Ais.

“Iya, Yah, terimakasih telah mendukung Ais!” ucap Ais tersenyum.

“Okayy tingkatan ke-3 ditempatiii olehhhhhhh Biancaaa Putrii dari SMPN Melati 2, silahkan menaiki panggung!” ucap MC sambil bertepuk tangan.

“Selanjutnya tidak usah berlama-lama lagii mari kita lihattt siapa yang akan menempati tingkatan ke-2. Yang akan menempati tingkatan ke-2 adalahhhhhhh Violaa Caristaaaa dari SMPN Mawar 3, silahkan menaiki panggung!” ucap MC yang lagi lagi bertepuk tangan.

“Dua tingkatan sudah ditempati, tentunya tinggal 1 peserta yang akan terpilih. Yang tidak terpilih jangan berkecil hati, kalian semua sudah melakukan yang terbaik. Terus tingkatkan dan percaya pada dirimu sendiri. Tidak usah berlama-lama, kita panggil yang akan menempati peringkat pertamaaaaa yaituuuuuu jeng jeng jenggg dia adalahhhhh, dia adalaahhhhh AISHAAA CAVINNN dari SMPN Lily 1, silahkan bertepuk tangan semuanya dan untuk ananda Aisha Cavin silahkan naik ke panggung!” ucap MC yang semakin bersemangat bertepuk tangan.

Tentu, tentu Aisha tidak menyangka dengan semua ini. Dia bangga pada dirinya sendiri, tak hanya ia tapi keluarga, guru, teman-temannya, dan penonton yang lainpun ikut bangga.

“YAYYYYYYYY!!!!” ucap keluarga, guru, dan teman-teman Ais. Setalah itu Ais naik ke panggung dan ia sangat bangga mendapat piala sebagai peserta fashion show terbaik yang mewakili SMPN Lily 1.

“Kami semua bangga kepadamu Ais, kau pantas mendapatkan ini!” ucap Selin yang ikut menemani sambil memeluk Ais.

“Terima kasih semuanya telah mendukung Ais dengan sangat,” ucap Ais. Setalah pengalaman yang sangat baik itu, Aisha semakin percaya dengan dirinya sendiri. Percaya diri adalah kunci awal untuk keberhasilanku, kata Bunda yang selalu Ais ingat. Beberapa tahun kemudian Ais lulus SMA dan ia melanjutkan kuliahnya diluar negeri. Ia bersekolah ditempat khusus untuk seorang model. Dia tetap menjadi Ais yang sama dengan kepercayaan dirinya yang kuat. Dengan percaya pada dirinya sendiri mampu membuat Ais menjadi model terkenal yang dikenal oleh seluruh dunia, tentunya dengan keistimewaan yang ia punya. Gadis berkulit eksotis yang sangat manis mampu membuat orang-orang terinspirasi bahwa tidak semua kekurangan harus disesali. Rubahlah kekuranganmu dengan keistimewaan yang tidak semua orang memilkinya.

                                                                             TAMAT

Karya:

Aurelia Syifaanala Adnin

Terkait
SEKOLAH
14 Jun 2023
Karya: Arawinda Khairunnisa Matahari bersinar lagi Itu tandanya aku harus bersiap Menuntut ilmu di sekolah Dibimbing bapak dan ibu guru   Sekolah... Tempatku menuntut ilmu Setiap hari tak kenal lelah…
RAMADAN 2018 VERSUS RAMADAN MASA COVID
2 Nov 2022
Hai, perkenalkan Aku merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Namaku Caesa Athifah Zahra, Aku berumur 13 tahun yang dan dilahirkan pada bulan Juli. Aku dilahirkan di Yogyakarta, kota ini…
Guruku
4 Jul 2023
Karya: Ardian Hasani Rahman   Guru, kau adalah pahlawanku, pahlawan tanpa tanda jasa Guru, kau sangat tulus dan sabar dalam mendidikku Terkadang, diriku selalu membuatmu kesal, walaupun diriku sering membuatmu…
Sebuah Bolpoin
4 Apr 2023
Di sebuah sekolah menengah pertama di desa, ada anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Anak itu biasa dipanggil dengan nama Rei, ia selalu menyendiri. Anak itu selalu memasang ekspresi…
Mimpi
27 Agu 2019
     “Gue Zelvin lo?”tanya lelaki itu sambil mengulurkan tangan nya dengan senyum yang manis itu. ”KRING” bunyi jam weker membangunkan gadis yang masih nyenyaknya tertidur itu dia pun bangun sambil menggeliat,…
KIAT SUKSES DALAM BELAJAR DAN MENGHADAPI UJIAN
10 Apr 2015
1.    Berjiwa Juara Jiwa juara itu dapat ditumbuhkan dengan cara bagaimana kita menempatkan pola pikir kita untuk selalu sukses dan semangat. Hal tersebut akan terbawa pada tindakan kita sehari-hari. Jiwa…
ULANG TAHUN KE-55 DENGAN TEMA REINO
6 Feb 2018
Ulang tahun ke-55 dirayakan bersama oleh sekolah pada tanggal 2 September 2017. Tema yang diambil adalah reino (kerajaan). Pengaplikasian tema tampak dari desain panggung yang dirancang oleh OSIS. Nuansa kuning…
KEKANCAN utawa SAHABATAN
19 Feb 2020
Nalika semana Manda nembe wae mlebu SMP. Mbiyen Manda sekolahe neng sawijining SD Negeri Gondokusuman. Nanging saiki deweke munggah SMP lan ngelanjutke ing SMPN 7 Yogyakarta. Ning SMP Manda duwe…
MONSTER PERMEN YANG SANGAT MANIS!
17 Mar 2022
Kino sedang bermain di taman bermain seperti biasa. Ditemani lagu yang terdengar sangat manis, didukung dengan liriknya yang berarti "kehidupan manis". Sungguh, lagu tersebut sangatlah manis, semanis seekor monster yang…
Aku Dan Kucing Kecilku
8 Mar 2023
Suatu hari, Aku dan Keluarga beliburan ke Desa. Suatu pagi, aku bermain dengan teman teman di Desa. Aku dan teman teman bersepeda Pagi mengelilingi sawah. Udaranya sangat sejuk, jadi aku…
Media Sosial
Karya Siswa
SMPN 7 Yogyakarta
Jalan Wiratama 38, Daerah Istimewa Yogyakarta. 55752
Telepon: (0274) 561374
Faksimili: (0274) 561374
Email: smp7yk@gmail.com