Selamat Datang di website resmi SMPN 7 YOGYAKARTA
Rahasia Sari
21 Des 2022

Pada suatu hari, Papa dan Mama Surya sedang duduk di teras depan rumah. Papa Surya memanggil Rama dan Intan untuk ikut bergabung di teras rumah. Mereka pun datang, mendekat pada papa dan mama yang sangat mereka cintai. Mereka sedang membicarakan Sari.

Sudah beberapa hari ini, Sari kelihatan murung dan sedih. Ia sering melamun. Ada suatu rahasia yang membuatnya bersedih. Namun, Sari malu mengatakan pada keluarganya. Ia hanya menyimpan rapat-rapat di dalam hatinya. Sebenarnaya Intan, anak yang paling kecil tahu rahasia kakak pertamanya, tetapi Sari melarang Intan untuk menceritakan rahasia itu pada siapapun.

“Intan!” Sari memanggil. “Cepat ke sini!” perintahnya. Intan yang sedang bersama papa, mama, dan rama mendengar, lalu masuk ke kamar Sari.

“Ada apa, Kak?” tanya Intan setelah berada di kamar kakaknya. Intan berbisik-bisik.

“Di rumah ini, tidak ada yang tahu rahasia Kakak, kecuali Intan,” kata Sari lirih. “Ingat, Intan tidak boleh bercerita dengan siapa pun! Kalau sampai ada yang tahu, kakak akan sangat marah padamu!” Sari mengancam adiknya. Lalu ia menutup kembali pintunya.

Di luar, Intan sedih. “Tapi, Kak!” Sari tidak mau mendengar alasan Intan.

“Tidak ada tapi-tapian!” suara Sari dari dalam kamarnya. Ceklik! kamar dikunci dari dalam. Tak terpikirkan oleh Sari, betapa sedihnya hati Intan mendapat ancaman seperti itu. Intan menjadi sangat khawatir. Ia takut dimarahi kakaknya apabila dengan tidak sengaja Ia bercerita kepada saudaranya atau kedua orang tuanya. Pikiran Intan menjadi terbebani oleh rahasia kakaknya.

Suatu hari Intan pergi dari rumah. Ia ingin membuang beban rasa khawatir di hatinya.

“Huhh…! Kenapa sih Kak Sari mengancamku?” keluh Intan kesal. “Aku tidak mau dimarahi oleh Kak Sari!” keluh Intan dalam perjalanannya.

Intan sudah sangat jauh meninggalkan rumahnya. Sampailah ia di pinggir sebuah sungai. Ia duduk sendiri dan melamun. Ia tidak tahan harus menyimpan rahasia Sari. Namun, ia tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba, ia melihat sebuah galon bekas minuman yang besar, mengapung di sungai. Intan mengambil galon itu. Lalu, dengan suara keras ia meneriakkan semua beban pikiran yang menyesakkannya itu.

Nah, sekarang bukan hanya aku saja yang tahu rahasia Kak Sari. Kamu juga,” kata Intan pada galon itu. Setelah itu, Intan membuang galon itu kembali ke tengah sungai. Hati Intan menjadi lega, pikirannya menjadi ringan, ia tidak terbebani lagi oleh rahasia kakaknya. Lalu, ia kembali ke rumah dengan tenang.

Kemurungan Sari membuat seisi rumah menjadi bingung. Sari tidak mau berbicara kepada siapapun. Ia jarang keluar dari kamarnya, tidak mau makan dan minum. Ia juga sering marah-marah tanpa sebab. Kedua saudaranya pun tidak boleh masuk kamarnya. Suasana rumah menjadi sepi, tidak tenteram.

Huh! Menyebalkan! Aku tidak betah tinggal di rumah ini, seperti di neraka!” keluh Rama, anak kedua. Ia sedang duduk melamun. Rama juga sangat sedih merasakan perubahan pada kakaknya.

“Kakak tidak seperti dulu, tidak pernah mengajak jalan-jalan lagi, tidak pernah bercerita!” teriak Rama kesal

“Ini harus segera diatasi!” kata Rama. Ia mendekati adiknya dan menghibur. “Dik, kita harus cari akal agar Kak Sari mau keluar dari kamarnya!”

Kemudian Rama menyampaikan rencananya, “Aku punya rencana, bagaimana kalau kita membuat suasana di rumah ini menjadi ramai? Seperti di pasar malam, kita buat pertunjukan musik.”

Oho, ide yang bagus!” Intan tertarik mendengar rencana Rama. Ia melupakan kesedihannya. Rencana kedua kakak beradik itu sudah matang. Mereka pun melaksanakan pekerjaan mereka. Mereka mengeluarkan tutup panci, wajan, piring, sendok, dan peralatan lain. Alat musik yang dipakai adalah peralatan dapur milik Mama Surya. Lalu mereka mulai membunyikan alat musik. Suaranya sangat kacau.

Sari mendengar keributan di luar. Ia keluar dari kamarnya, melihat apa yang dikerjakan oleh saudara-saudaranya. “Yaampun!” teriak Sari ketika menyaksikan kekacauan dirumahnya. Kepala Sari tambah pusing.

“Ada apa ini?” tanya Sari kepada adik-adiknya. “Hai, kalian akan pentas musik ya?!” lanjutnya.

“Horee.. Kakak datang! Kakak datang!” Mereka gembira melihat kedatangan Sari.

“Kak, kami akan mengadakan konser musik!” kata Rama bersemangat. “Kak Sari yang memukul genderangnya ya!” Rama mengajak Sari bermain musik.

Sebenarnya Sari mau marah, tapi dia sangat menyayangi adik-adiknya. Ia mengurungkan marahnya. Sari sudah sangat rindu pada mereka. Akhirnya, Sari mau bergabung dan mencoba memukul genderangnya.

“Bagus! Kalian pandai membuatnya, Kakak senang genderang ini, sekarang kita mulai bermain bersama-sama!” Sari bersemangat.

Begitu semangat bermain musik, Sari sampai berkeringat kemudian ia mengikat rambutnya.  Begitu Sari mengikat rambutnya, Rama dan Intan berhenti memainkan musiknya. Mereka terkejut dan bengong melihat sesuatu pada tengkuk Sari yang ganjil.

“Ayo kenapa kalian berhenti memainkan musiknya, apa yang kalian lihat?” tanya Sari tidak sadar kalau adik-adiknya bengong memperhatikan dirinya.

“Hahh..tengkuk kakak kenapa?” tanya Rama penasaran.

“Hah..?!” sari terkejut mendengar pertanyaan itu. Mukanya merah, ia sangat malu. Sari berusaha menutupi tapi kedua adiknya terlanjur mengetahuinya. Akhirnya, Sari sadar kalau semua rahasianya sudah diketahui adik-adiknya. Untuk menutupi rasa malunya, Sari malah tertawa melupakan tengkuknya yang kena jamur kulit. Sekarang ia merasa lega karena tidak ada lagi rahasia yang harus ditutupi.

Mendengar ketiga anaknya rebut-ribut di teras rumah, Papa dan Mama Surya datang menghampiri mereka.

“Ada apa ini?” tanya Mama Surya pada ketiga anaknya.

“Itu, Ma,” kata Rama sambil menunjuk tengkuk Sari.

“Tengkuk Kak Sari panuan, Ma!” sambungnya.

“Kenapa bias begitu, Sari?” tanya Papa Surya.

“Kemarin setelah berenang bersama teman-teman aku tidak mandi dengan bersih, karena itu aku terkena panu, Pah, Mah,” kata Sari sambil menahan malu.

“Tidak apa-apa, Nak. Nanti biar Papa belikan obatnya ya!” hibur Papa Surya. Setelah kejadian itu seisi rumah kembali ceria, Sari tidak murung dan bersedih lagi. Ia juga minta maaf pada Intan karena kemarin sempat mengancamnya.

 

Karya:

Nama   : Hubertus Cahya Jati Lintang Kaloka

Terkait
Lelembut Kali Kontheng
18 Okt 2019
Dina Sebtu kuwi pancen wis daktunggu-tunggu. Sakdurunge, aku wis kangsenan karo Kamto, kanca kenthelku, arep mancing ing kali Kontheng Sing ana ing kidul desaku, yaiku desa Sekararum. Ing kali Kontheng…
PENDIDIKAN
9 Jun 2022
Tanpamu hidup ini tidak berarti Tanpamu kosonglah hati dan pikiran Tanpamu tiada masa depan dan harapan Tanpamu mau jadi apa anak negeri ini   Denganmu pasti tercapai cita-cita Denganmu terlihatlah…
Totebag Painting, melestarikan kebudayaan melalui produk kreatif (2)
28 Mar 2022
Arnetta Elizabeth Prasetya (VII B), memberikan bentuk lain dari keindahan yang ia letakkan pada sebuah ruang minimalis. Mungkin sebagian orang akan mengatakan bahwa karya siswa yang sering dipanggil Nanet ini…
Senja dilangit Biru
16 Sep 2019
Angin berhembus menerpa wajah gadis yang sedari tadi duduk di tepi sungai itu. Menatap kosong kearah depan. Mengabaikan orang orang yang berlalu Lalang. Mengaibaikan rintikan hujan yang mulai turun membasahi…
KEKANCAN utawa SAHABATAN
19 Feb 2020
Nalika semana Manda nembe wae mlebu SMP. Mbiyen Manda sekolahe neng sawijining SD Negeri Gondokusuman. Nanging saiki deweke munggah SMP lan ngelanjutke ing SMPN 7 Yogyakarta. Ning SMP Manda duwe…
SEKOLAH
14 Jun 2023
Karya: Arawinda Khairunnisa Matahari bersinar lagi Itu tandanya aku harus bersiap Menuntut ilmu di sekolah Dibimbing bapak dan ibu guru   Sekolah... Tempatku menuntut ilmu Setiap hari tak kenal lelah…
Selalu Ada Alasan untuk Tetap Bersyukur
14 Des 2022
Sudah menjadi kegiatan rutin setiap tiga bulan sekali, orangtuaku dan rombongannya melakukan anjangsana ke sebuah panti. Entah panti jompo atau panti asuhan. Siang ini, untuk pertama kalinya aku akan ikut…
Si Anak Pantang Menyerah
7 Sep 2022
Namanya Ayano, dia adalah salah satu murid SMA Indah Jaya. Ayano adalah murid yang baik hati, ia selalu menolong sesama dan tidak suka berbohong, walaupun Ayano adalah orang yang kekurangan.…
Angel yang Baik Hati
6 Jul 2022
Pada suatu hari hiduplah seorang anak yang bernama Angel. Angel duduk di bangku kelas 2 SMP. Angel merupakan siswa pintar di kelasnya. Jadi, tak jarang banyak siswa yang iri kepadanya.…
Batu, Kerikil, Dan Pasir
17 Feb 2020
Malam itu aku ada les. Aku terlambat. Les sudah dimulai saat aku sampai. Aku segera duduk lalu mengeluarkan mapp dan alat tulisku. Pandanganku terarah pada teman lesku, Rasyid namanya. Biasanya…
Media Sosial
Karya Siswa
SMPN 7 Yogyakarta
Jalan Wiratama 38, Daerah Istimewa Yogyakarta. 55752
Telepon: (0274) 561374
Faksimili: (0274) 561374
Email: smp7yk@gmail.com